Marmer dan Onix


Marmer dalam bahasa inggris disebut marble, sering pula disebut sebagai batu pualam, bertekstur granoblastik, yang disusun oleh sebagain besar mineral kalsit dan dolomite merupakan hasil proses metamorfose kontak atau regional dari jenis batugamping. Oleh sebab itu jenis marmer sangat tergantung dari jenis batuan asal. Warna asli marmer adalah putih, tetapi terdapat warna pengotor yang jutru membuat warna marmer menjadi menarik, seperti menjadi warna kehijauan, abu-abu, atau kecoklatan.

Mineral pengotor antara lain grafit memberi warna hitam–coklat, pyrit, ilmenit memberi warna coklat-kemerahan, klorit memberi warna hijau. Kadang-kadang didapatkan juga dalam jumlah sedikit mineral lain yaitu dolomit, kuarsa, mika, khlorit, plagioklas, epidot, diopsid, piroksen, tremolit, wolastonit, visuvianite, forsterite, olivin, talk, brucit, serpentin dan periklas.

Berdasarkan atas kegunaannya marmer dibagi menjadi dua jenis yaitu marmer ordinario untuk bangunan, dan marmer statuario untuk seni pahat. Untuk seni, pada umumnya digunakan marmer dengan kristak yang relatif bening dan tekstur berlapis yang menarik, sering dikenal sebagai onix. Walaupun dalam terminologi geologi istilah onix pada awalnya digunakan untuk menyebut bahan yang tersusun oleh silika.

Terdapat berbagai macam pengertian yang terkait dengan istilah oniks,

  1. Pada awalnya diartikan sebagai varitas dari kalsedon, seperti agat yang  mempunyai perlapisan warna yang berbeda tetapi warna tersebut selalu lurus dan paralel( seperti hitam dan putih, hitam dan merah, putih dan merah atau putih dan coklat). Oniks yang sebenarnya oniks ini sering disebut sebagai “onyx obsidian”. Batuan ini banyak dipergunakan sebagai batumulia.
  2. Pada perkembangan selanjutnya, ornament yang berasal dari batugamping kristalin juga disebut sebagai oniks. Oniks ini sering disebut sebagai “onyx marble”. Oniks ini berasal dari batugamping kristalin seperti stalagtit, stalagmite, travertine atau yang telah mengalami proses metamorfisme. , tersusun oleh mineral kalsit dan  sebagaian aragonit, dengan kenampakan perlapisan menyerupai oniks obsidian. Sekarang ini orang lebih mengenal oniks dari batugamping atau marmer dari pada oniks dari silika.

Berdasarkan atas kegunaannya marmer dibagi menjadi dua jenis yaitu marmer ordinario untuk bangunan, dan marmer statuario untuk seni pahat. Marmer apabila digergaji dan dipoles menunjukkan gambaran yang bervariasi dan dikenal dengan istilah tekstur.

Keindahan marmer sangat ditentukan oleh tekstur, arah pemotongan terhadap pola tekstur, bentuk penggunaan dan teknik polesan (polishing). Disamping itu retakan rambut sering terjadi pada marmer yang sudah dipoles dan ini akan menurunkan kualitas marmer. Untuk mengetahui adanya retakan rambut pada permukaan marmer ditetesi dengan cairan berwarna. Apabila terdapat retakan rambut, cairan berwarna akan merembes lewat pori-pori yang halus. Marmer tidak tahan terhadap asam / air hujan. Oleh sebab itu bahan yang terbuat dari marmer seyogyanya terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar polesan tahan lama.

Dari pemetaan yang telah dilakukan, marmer dan oniks hanya tersebar di dusun Alas Kembang, Desa Jurangjero dan sekitarnya, Kecamatan Bogorejo. Marmer  yang tersingkap di Kecamatan Bogorejo ini berada di bagian utara di dekat dengan Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang. Singkapan ini berada pada perbukitan yang memanjang barat-timur dengan morfologi menggelombang yang merupakan bagian dari Zona Pegunungan Rembang. Marmer tersebut terlipat dengan arah barat – timur membentuk struktur lipatan. Ketebalan dari marmer ini berkisar lebih dari 70 m dengan ciri fisik dilapangan berwarna putih kecoklatan/krem, kompak dan keras, fosil koral dan  ganggang sering dijumpai. Pada beberapa tempat membentuk struktur lapies, serta  ditemukan mineral glaukonit berwarna hijau keputihan.

Marmer dan juga oniks hadir setempat diantara batugamping, yang dicirikan oleh sifat fisik yang lebih keras. Sebagian marmer memperlihatkan warna yang relatif transparan, kristalin dan berlapis baik yang banyak dikenal sebagai oniks marmer. Sebaran potensi marmer yang relatif banyak terdapat di Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo yang mencapai luas 84,8 ha.

Sifat fisik penting, untuk mengetahui kualitas marmer adalah melalui analisa kuat tekan, daya serap air dan tingkat keausan (daya aus).     Dari sample batuan yang dilakukan pengujian, marmer dari Alas Kembang menunjukkan nilai kuat tekan yang kecil, yaitu 164,62-835.97  kg/cm2 , daya serap air yang besar, yaitu berkisar dari 0,94-4,60%, serta ketahanan aus yang kecil, yaitu 0,0666-0,0837 mm/menit.

Not. Urut

Kode Sample

Densitas gr/cm3

Porositas % Penyerapan air, % Kuat Tekan, Kg/cm2 Ketah anaus, mm/menit Klas Keterangan
1 MI 2.47 8.03 3.27 518.30 0.0750 4 Untuk Dinding
2 M2 2.68 2.50 0.94 835.97 0.0736 3 Untuk Lantai
3 M3 2.39 10.90 4.60 456.07 0.0666 4 Untuk Dinding
4 O1 2.57 4.07 1.59 164.62 0.0825 4 Oniks hias
5 J7 2.62 3.52 1.36 580.81 0.0778 4 Untuk Dinding
6 J14 2.55 3.05 1.20 376.76 0.0837 4 Untuk Dinding
7 J19 2.51 4.23 1.69 389.52 0.0812 4 Untuk Dinding

Berdasarkan SII.0379 – 80 oniks di daerah penelitian (O1), mempunyai nilai kuat tekan yang sangat kecil (164,62 km/cm2), penyerapan cukup besar (1,59%), serta daya aus yang relatif lebih besar dibanding contoh marmer (0,082550, maka  lebih tepat digunakan sebagai bahan hias oniks, seperti asbak, vas bunga, patung dan lain sebagainya, yang tidak digunakan untuk menahan beban, serta tidak diletakkan di luar  (outdoor).

Untuk kategori marmer, sebagian besar mempunyai nilai kuat tekan yang kecil (376,76-580,81 kg/cm2), hanya satu conto marmer yang memberlihatkan kuat tekan cukup besar, yaitu pada conto M2, sebesar 835,97 kg/cm2, dengan tingkat peyerapan air yang rlatif kecil (0,94%), serta ketahanan aus yang juga relatif kecil (0,0736%).

Dari klasifikasi tersebut di atas, hanya conto sampel M2 yang layak untuk marmer lantai, dan dapat digolongkan sebagai marmer klas 3. Sedangkan contoh lainnya, karena kuat tekannya yang kecil, hanya layak dipergunakan sebagai marmer untuk dinding bagian dalam. Kalau digunakan untuk dinding bagian luar, marmer di daerah penelitian kurang baik, karena sebagain besar daya serap airnya tinggi (>1%). Selain conto M2, marmer di daerah penelitian dapat digolongkan sebagai marmer klas 4.

Keindahan marmer sangat ditentukan oleh tekstur, arah pemotongan terhadap pola tekstur, bentuk penggunaan dan teknik polesan (polishing). Disamping itu retakan rambut sering terjadi pada marmer yang sudah dipoles dan ini akan menurunkan kualitas marmer. Untuk mengetahui adanya retakan rambut pada permukaan marmer ditetesi dengan cairan berwarna. Apabila terdapat retakan rambut, cairan berwarna akan merembes lewat pori-pori yang halus.

Dilihat dari teksturnya, di daerah penelitian terdapat berbagai macam corak marmer, diantaranya berupa statuary marble, breccia marble, shell marble, ornamental marble dan onyx marble. Sebagian besar hadir sebagai ornamental marble yang berwarna merah jingga hingga krem.


 

    Potensi & Wisata

    Berita Terbaru

    Uji Publik 2024, Pemkab Blora Berharap Naik Peringkat Kabupaten Informatif
    21 November 2024 Jam 16:52:00

    Pemerintah Kabupaten Blora mengikuti tahapan akhir Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Badan...

    Ketua Gugus Tugas KLA : OPD Agar Tidak Pelit Berikan Data Dukung Kabupaten Blora Layak Anak
    19 November 2024 Jam 23:14:00

    Ketua Gugus Tugas Kabupaten Blora Layak Anak A. Mahbub Djunaidi,S.Pd., M.Si., menegaskan...

    Siswa SMK PSM Randublatung Belajar Demokrasi Melalui Pemilos
    19 November 2024 Jam 11:30:00

    SMK Pesantren Sabilil Muttaqien(PSM) Randublatung menggelar Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS...