Seluruh jajaran Kepolisian dibawah satuan Polda Jateng, termasuk Polres Blora menetapkan status siaga I selama tiga hari kedepan, mulai hari ini, Kamis tanggal 7 sampai hari Sabtu tanggal 9 September 2017.
Penetapan status Siaga I ini dilakukan guna mengantisipasi rencana aksi damai solidaritas bela Rohingnya oleh sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) di Candi Borobudur, Magelang.
Untuk itu, ratusan aparat Kepolisian Resor Blora sekira pukul 08.15 WIB dengan berseragam lengkap melakukan apel gelar pasukan Siaga 1 dalam rangka pengamanan unjuk rasa solidaritas rohingnya di halaman Apel Mapolres Blora, Kamis (7/9).
Apel dipimpin langsung oleh Kapolres Blora AKBP Saptono, S.I.K., M.H. dan selaku Komandan apel Iptu Rustam, yang dikuti oleh 3 (tiga) kompi gabungan anggota Polres dan anggota polsek jajaran dengan jumlah peserta 217 anggota.
Hal ini mendasari Surat Telegram Kapolda Jateng tentang petunjuk dan arahan guna mengantisipasi kerawanan aksi bela muslim rohingnya di wilayah Polda Jateng.
Inti dari sambutan dan arahan Kapolres Blora AKBP Saptono, S.I.K, M.H. menyampaikan pihaknya tidak mau ambil resiko dengan menganggap remeh situasi yang kondusif diwilayah Kabupaten Blora. Dinamika situasi kamtibmas bisa berubah sewaktu-waktu, maka dari itu agar seluruh anggota selalu waspada apalagi adanya isu aksi solidaritas bela rohingnya di Candi Borobudur.
“Kita tidak mau ambil resiko, kita tidak mau kecolongan dengan menganggap remeh situasi yang kondusif, kita akan gelar kekuatan all out dengan melibatkan kekuatan Polsek jajaran,” tegas Kapolres.
Bahwa kegitan apel gelar pasukan dilakukan sebagai upaya bentuk kesiap siagaan Polres Blora dalam rangka antisipasi pencegahan rencana mobilisasi masa aksi bela Rohingnya di candi Borobudur walaupun lokasi aksi tersebut tidak diwilayah Kabupaten Blora.
“Terus upayakan penggalangan oleh satuan Intelkam dan Bhabinkamtibmas, berikan himbuan dan ajakan kepada masyarakat, Ormas Islam dan aktifis masjid agar tidak berangkat ke Candi Borobudur atau Magelang cukup dengan mengelar dzikir dan doa bersama di masjid sekitar tempat tinggal masing-masing,” ujar Kapolres Blora.
Kapolres mengungkapkan, pihaknya akan menempatkan personil pada titik-titik batas antar Kabupaten sebagai upaya penyekatan menghalau adanaya keberangkatan mobilisasi masa mengikuti aksi tersebut. Dengan pola pengamanan itu diharapkan tak ada kelompok massa yang bisa menerobos hingga melalukan aksi unjuk rasa menuju Magelang Candi Borobudur.
“Anggota sudah terploting sesuai sprin untuk melakukan penyekatan. Mulai dari timur Kecamatan Cepu yang berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro Jatim, sampai ke barat Kecamatan Kunduran yang merupakan perbatasan Kabupaten Blora dengan Grobogan,” terang AKBP Saptono.
Kapolres menekankan kepada seleuruh anggota agar melakukan pengecekan terhadap kendaraan yang diduga akan mengikuti aksi bela Rohingya.
“Laksanakan tugas dengan profesiaonal dan hindari prilaku yang tidak simpatik. Tetap jaga keselamatan dalam pelaksanaan setiap pengamanan kegiatan khususnya antisipasi rencana aksi bela Islam Rohingya di Candi borobudur dan masjid di wilayah Magelang, semoga wilayah Blora tetap aman,” ujar Kapolres Blora AKBP Saptono.
Kapolres AKBP Saptono, S.I.K, M.H meminta kepada seluruh masyarakat dan organisasi masyarakat di Kabupaten Blaora untuk tidak nekat mengikuti aksi damai Solidaritas bela ronghingnya di kawasan Candi Borobudur, khususnya berangkat pada hari Jumat (8/9).
Ajakan itu sendiri dilakukan menyusul tidak diberikannya izin Kapolri terkait diadakannya aksi bela Rohingya sebagai reaksi atas konflik yang terjadi di Myanmar.
“Saya hanya mengajak agar masyarakat tidak usah kesana, di Magelang kan juga tidak dikeluarkan surat izin pemberitahuan kegiatan. Selain itu, kita hanya ingin berusaha menghindari terjadinya suatu gesekan saja,” ujar AKBP Saptono, Kamis, (07/9/2017) siang.
Meski sebelumnya Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian secara tegas sudah melarang adanya aksi tersebut dilakukan di Candi Borobudur, namun ada beberapa pihak yang menyebutkan bahwa aksi akan tetap dilakukan hanya saja tidak di lingkungan candi. Melainkan disebuah Masjid yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Candi Borobudur.
“Di masjid Al IStiqomah Polres Blora juga akan menggelar doa bersama dan penggalangan dana pada usai solat jumat besok. Nah lebih baik seluruh elemen masyarakat mengikuti kegiatan ini. Kita sibuk mengurusi internal kita saja, tidak usah kesana. Akan lebih bermanfaat apabila bentuk kepedulian kita dilakukan disini, doa dan penggalangan dana,” kata Kapolres.
Menurutnya, keramaian seperti aksi solidaritas sebaiknya tidak dilakukan di objek vital. Apalagi, Candi Borobudur merupakan situs bersejarah yang ramai dikunjungi turis internasional. Kapolres Blora juga menyampaikan, praktik diskriminasi dan genosida yang dialami etnis Rohingya di Myanmar bukan berasal dari konflik antar Suku Agama Ras danAntargolongan (SARA), sehingga pihaknya menghimbau untuk masyarkat tidak mengkaitkan-kaitkan dengan agama. Hal ini dikhawatirkan akan semakin memperkeruh keadaan.
“Ini kan permasalahan negara lain. Tentu akan lebih bijak biar pemerintah saja yang menyelesaikan. Mentri Luar Negeri Indonesia juga sudah ditugaskan ke sana untuk membuka jalur diplomasi,” terangnya.
Ditambahkannya, hingga saat ini, Polres Blora masih belum menerima laporan terkait aksi-aksi solidaritas Rohingya di Blora. Pihaknya akan terus memantau perkembangan tentang aksi tersebut.
“Belum ada informasi kemungkinan hal itu, tapi kita mengajak masyarakat agar tidak usah kemana-mana. Belum tentu juga kita disana nanti punya peran,” pungkasnya. (Dinkominfo Kab.Blora)